Selasa, 24 Maret 2015

RESUME BAHAHAN PERKULIAHAN RETORIKA

PENGANTAR BEBERAPA FENOMENA RETORIKA
(Resume Materi)
Dosen: Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.

I.     Pendahuluan
Salah satu jenis kegiatan yang banyak dilakukan orang dalam kehidupan bermasyarakat adalah bertutur. Dan bermacam-macam pula nama yang diberikannya kepada wujud kegiatan tersebut. Orang tua yang memberi tahu anak-anaknya tentang sesuatu yang sebaiknya diteladani dikatakan bernasihat. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada murid-muridnya disebut mengajar. Pejabat pemerintah atau pimpinan organisasi menguraikan kebijaksanaan pemerintahan atau organisasi dinamakan berpidato. Seorang pemuka partai yang memberikan kelebihan partainya kepada halayak ramai dalam rengka pemilihan umum disebut berkampanye. Orang-orang yang bertukar pendapat untuk memecahkan masalah dalam suatu forum dikatakan berdiskusi. Sastrawan yang mengungkapkan imajinasinya dalam bentuk karya sastra disebut pengarang. Tidak akan habis istilah yang bisa dipakai untuk menamakan kegiatan perwujudan bertutur yang berlangsung ditengah-tengah masyarakat. Namun terlepas dari pada persoalan nama itu, sepanjang kegiatan tersebut memakai bahasa sebagai sarana dasarnya, maka sebenarnya itu termasuk kedalam jenis kegiatan bertutur.
Kegiatan bertutur mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting sekali dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan berbudaya. Pertama, kegiatan itu secara khas menandai kehadiran corak hidup manusia serta membedakannya dengan corak hidup mahluk-mahluk lainnya. Hanya manusia yang melakukan kegiatan bertutur.mahluk-mahluk lainnya seperti tumbuhan dan hewan belum terbukti bertutur dalam kehidupannya.
Kedua, pentingnya arti kegiatan bertutur itu tampak sekali dari peranan yang dimainkan (fungsi) kegiatan tersebut dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan berbudaya. Dengan bertutur mereka berhubungan satu sama lainnya, mengungkapkan dirinya, pengetahuannya, pengalamannya dan lingkungan sekitarnnya.
Ketiga, fungsi tutur dan kegiatan bertutur itu bisa dilihat pula dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam bidang ini tampak sekali bahwa ketekunan ahli-ahlinya bertutur, menulis tutur ilmu pengetahuannya dan meneruskannya kepada orang-orang yang berminat membuat dunia ilmu pengetahuan mencapai tingkatan seperti yang kita hayati sekarang ini. Kota-kota besar barang kali tidak akan bermandikan cahaya listrik, seandainya Thomas A lva Edison tidak menuturkan keahliannya tenteng listrik. Demikian pula halnya tentang Ilmu Retorika yang terpaparkan ini sebagian besar adalah karena ketekunan Aristoteles menulis tuturnya tentang Retorika.
Secara umum kegiatan bertutur itulah yang menghadirkan peradaban dan kebudayaan sampai saat ini. Kegiatan bertutur manusialah yang menampilkan peradaban dan kebudayaan. Tanpa kemampuan bertutur, manusia tidak akan memiliki peradaban dan kebudayaan itu.
Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi kegiatan bertutur tersebut , maka tidak heran kita kalau kegiatan bertutur sebagai objek penelitian dari berbagai macam ilmu pengetahuan. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang secara khusus memusatkan perhatian kepada penutur dan kegiatan bertutur ini adalah Retorika.
A.  Kegiatan Bertutur dan Retorika
secara umum disebut kegiatan bertutur adalah kegiatan manusia membahasakan sesuatu. Sesuatu itu selanjutnya disebut topik tutur. Pada umumnya topik tutur itu secara garis besar dipilah menjadi tiga, yaitu topic tutur tentang: (1) diri sendiri (buah pikirannya,cetusan perasaannya, kemauannya, dsb) ; (2) pengetahuan atau pengalamannya, baik pengalamannya sendiri maupun orang lain; (3) lingkungan sekitar dan alam.

Ada dua jenis bentuk bahasa yang biasa dipakai orang untuk membahasakan topik tutur, yaitu bahasa lisan dan bahasa tullis. Dengan bahasa yang pertama akan terwujud tutur lisan, sedangkan dengan bahasa kedua akan berwujud tutur tertulis. Apapun jenis bentuk bahasa yang dipakai, setiap topik tutur yang sudah dibahasakan disebut tutur. Orang yang menuturkannya dinamakan penutur, sedangkan mereka yang menghayati tutur itu disebut penanggap tutur, termasuk istilah lain pendengar dan pembaca. Peristiwa komunikasi yang berlangsung antara penutur dengan penanggap tutur disebut periatiwa tutur. Didalam peristiwa ini berlangsung tiga perangkat proses, yaitu (1) proses yang terjadi pada diri penutur, (2) proses perjalanan tutur dari penutur kepada penanggap tutur, (3) proses penghayatan tutur oleh penaggap tutur, pada peristiwa tutur lisan ketiga proses tersebut di atas berlangsung pada tempat dan waktu yang relatif bersamaan.peristiwa tutur lisan hanya mungkin terjadi kalau penutur dan penaggap tutur ada pada tempat dan waktu yang sama. Tidak demikian gejalanya pada peristiwa tutur tertulis, dalam peristiwa tutur terakhir ini, biasanya penutur berjauhan jarak dan masanya pada penaggap tutur. Demikian gejala permukaan yang tampak tetapi sebenarnya dalam peristiwa tutur (termasuk juga peristiwa tutur tertulis)  antara penutur dengan penanggap tutur tidaklah terpisah sama sekali. 

Resume Materi Perkuliahan PEMBELAJARAN KEBAHASAAN

HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Ihtisar Bahan Perkuliahan Pembelajaran Kebahasaan,
Dosen Pengampu Muhamad Subhan, S.Pd.M.Pd.)

A.  Pengajaran dan Pembelajaran

Sebelum memahami pembelajaran kebahasaan, sebaiknya kita mengaji perbedaan istilah pemngajaran dan pembelajaran karena dua istilah tersebut berimplikasi pada proses kegiatan di kelas. Istilah pengajaran berarti proses penyampaian materi pelajaran. Proses penyampaian materi tersebut sering dimaknai dengan mentransfer ilmu pengetahuan. Dengan konsep tersebut berarti guru sebagai pemberi dan siswa sebagai penerima. Hal tersebut berimplikasi pula dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Implikasi yang paling menonjol adalah kegiatan belajar-mengajar berpusat pada guru. Guru berperan dominan dalam kegiatan tersebut dan siswa hanya sebagai objeknya.
Sesuai dengan paparan tersebut, pengajaran berkarakteristik sebagai berikut:
1.    Pengajaran berorientasi pada guru’
2.    Siswa sebagai objek pengajaran,
3.    Kegiatan pengajaran terikat tempat dan waktu, dan
4.    Pengajaran hanya berfokus pada penguasaan materi oleh siswa

Selasa, 08 Juli 2014

SUKUR NIKMAT


SUKUR NIKMAT
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.


Kehidupan yang kita jalani bukanlah semata berjalan dengan sendirinya. Semua berjalan sesuai dengan sunnatullah. Tidak satu pun tersisa tanpa kehendak Allah. Demikian pula dengan semua yang kita rasakan, semuanya adalah kehendak-Nya. Mata yang mampu melihat aneka warna dan cahaya adalah kehendak Allah. Lidah yang mampu merasakan beraneka rasa adalah kuasa Allah. Hidung yang mampu mencium beragam aroma adalah irodah Allah. Aktivitas yang kita jalani itu semuanya adalah Allah yang menggerakkannya. Tanpa daya dan kekuatan dari Allah tidak akan mungkin kita mampu beraktivitas.
Terhadap semua itu, kita memiliki kewajiban untuk menyukurinya. Sukur terhadap nikmat Allah tersebut merupakan indikator ketaatan dan cinta kita kepada-Nya. Ibnu Athoillah mengungkapkan bahwa barang siapa yang tidak mnyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barang siapa yang menyukuri nikmat Allah, maka sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada nikmat tersebut. Sukur terhadap nikmat tidaklah memberi untung kepada Allah tetapi untung untuk diri kita sendiri. Andaikan kita tidak bersukur, Allah tidak tambah rugi. Justru kita sendirilah yang akan menerima akibat yang menyakitkan baik di dunia maupun di akhirat. Karena sesungguhnya semua nikmat itu berasal dari Allah semata, sebagaimana firman-Nya
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS An-Nahl: 53)
Implikasi positif dari rasa sukur yang benar-benar kita jalani adalah bertambah dan berlimpahnya nikmat yang dikaruniakan kepada kita. Kekufuran kita terhadap nikmat Allah akan mendatangkan siksa yang amat pedih dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS Ibrahim: 7)

Cara Bersukur
            Ada tiga cara bersukur kepada Allah SWT, (1) sukur dengan hati, (2) sukur dengan lisan, dan (3) sukur dengan sikap dan perilaku (perbuatan).
Pertama, sukur dengan hati adalah pernyataan sukur yang terdapat di dalam hati dengan cara

Kamis, 22 Mei 2014

Resume Materi Retorika

RETORIKA SEBAGAI SEBUAH ILMU
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.



            Eksistensi sebuah ilmu ditandai dengan seperangkat tanda. Seperangkat tanda tersebut berfungsi sebagai pembeda antarbidang ilmu. Dalam filsafat ilmu dinyatakan bahwa suatu bidang disebut sebagai sebuah ilmu apabila mempunyai tiga hal, yaitu ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ontologi adalah objek kajian suatu ilmu, baik objek materia maupun objek forma. Epistimologi adalah metode atau prosedur kerja dalam ilmu tersebut. Aksiologi adalah manfaat dari ilmu tersebut.

A.    Ciri Penanda Retorika sebagai Sebuah Ilmu
Retorika disebut sebagai sebuah ilmu karena mempunyai penanda seperti diuraikan di atas.
a.       Ontologi (objek kajian) retorika adalah manusia dan kegiatan tutur,
b.      Epistimologi (prosedur/metode kerja) retorika adalah metode taksonomi, metode heuristic dan lain-lain,
c.       Aksiologi (manfaat) retorika adalah membimbing penutur agar dapat mempersiapkan, menata, dan menampilkan tuturan secara baik dan efektif.
Ketiga penanda retorika sebagai sebuah ilmu tersebut akan diuraikan di bawah ini.

Resume Materi Retorika


PERANTI RETORIKA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.



            Peranti retorika adalah hal-hal yang menjadi alat atau media yang memengaruhi keberhasilan penutur dalam proses bertutur. Peranti retorika terpilah menjadi dua peranti utama, yaitu peranti linguistik dan peranti nonlinguistik. Peranti linguistik adalah peranti yang berkaitan langsung dengan kebahasaan. Peranti nonlinguistik adalah peranti yang berkaitan dengan hal-hal di luar kebahasaan.

Sabtu, 19 April 2014

BAHAN DISKUSI

Bahan Diskusi
PENGERTIAN RETORIKA DAN PERKEMBANGANNYA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.


I.     Ragam Pengertian Retorika

            Munculnya pengertian retorika sejalan dengan sejarah perkembangan retorika. Hal ini disebabkan setiap pereode retorika melahirkan konsep retorika yang berbeda. Hal lain yang memengaruhinya adalah pandangan para tokohnya. Adapun pengertian retorka terpapar di bawah ini.

Bahan Diskusi Pembelajaran Kebahasaan

Materi dan Bahan Diskusi
PANDANGAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.

Pandangan tentang belajar bahasa berkaitan erat dengan teori belajar dan psikologi belajar. Dalam psikologi terdapat dua aliran yang secara prinsip sangat bertentangan, yaitu behaviorisme dan kognitivisme. Behaviorisme memandang bahwa seorang lahir dalam keadaan kosong, belum mempunyai apa pun dan tidak bias apa pun. Kognitivisme memandang bahwa seseorang lahir sudah dibekali bakat (pembawaan), dalam diri anak sudah bias apa-apa dan ada apa-apa. Dua aliran tersebut memengaruhi para ahli pembelajaran bahasa dalam memandang bagaimana seorang anak belajar bahasa.

Berkaitan dengan dua aliran di atas, pandangan tentang pembelajaran bahasa terpilah menjadi tiga pandangan, yaitu:
1.      Pandangan behaviorisme,
2.      Pandangan nativisme, dan
3.      Pandangan interaksionalisme.

1.    Pandangan Behaviorisme (tokoh skinner)

a.       Belajar bahasa merupaklan rangkaian antara stimulus dan respon
b.      Respon terhadap stimulus yang diberikan jika positif perilaku berbahasa itu akan berulang dan menjadi kebiasaan, jika respon negatif akan  terjadi penolakan terhadap stimulus.
c.       Pebelajar dapat menghasilkan bahasa karena lingkungan sebagai penentunya.
d.      Pembelajaran bahasa dapat terjadi melalui peniruan (imitation),
e.       Kebiasaan berbahasa dapat terjadi melalui penguatan (reinforcement),
f.       Cara belajar dapat melalui drill (peniruan ucapan berkali-kali) dan penyubstitusian (penggantian) bagian kalimat yang semakna.

2.    Pandangan Nativisme (tokoh Chomsky)

a.       Belajar bahasa sangat dipengaruhi oleh faktor bawaan (kemampuan berbahasa itu bersifat bawaan,
b.      Dalam diri setiap manusia normal terdapat peranti pemerolehan bahasa (language acquisition device (LAD),
c.       LAD memunyai empat cirri khas, yaitu (1) kemampuan memilah suara manusia dan suara lainnya, (2) kemampuan mengorganisasi masukan yang terus disempurnakan, (3) kemampuan mengatur masukan yang sudah diklasifikasikan menjadi aturan-aturan bahasa, (4) kemampuan mengevaluasi terus menerus dalam rangka pembuatan system yang lebih sederhana.
d.      Pebelajar memasukkan data linguistic utama (sebagai penyentil) untuk mengaktifkan LAD
e.       Pebelajar bahasa adalaj pemakai bahasa yang kreatif ( penutur bahasa dapat mengungkapkan berbagai hal dalam berbagai bentuk kalimat meskipun belum pernah mendengarkan kalimat tersebut.

3.    Pandangan Interaksionisme

a.       Pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara faktor bawaan dengan lingkungan bahasa,
b.      Disebut pula teori prosedural karena adanya interaksi antara faktor internal dan factor eksternal,
c.       Model pendekatan procedural:
Input                            internal                       output
            (primery                      (Cognitive                   (Child’s
            Linguistik data)          organizer)                   language behavior)       

            Gambaran bagan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Masukan data linguistic utama anak diolah oleh pengatur kognitif. Dari sinilah muncul perilaku bahasa sebagai keluarannya. Dengan demikian terlihat peran factor eksternal sebagai masukan dan faktor internal sebagai pengolahnya. 



Bahan Diskusi
a.      Jelaskan perbedaan-perbedaan pembelajaran bahasa pada masing-masing pandangan di atas!

b.      Berdasarkan inti pandangan-pandangan pembelajaran kebahasaan tersebut di atas, Buatlah langkah-langkah pembelajaran yang mencerminkan setiap pandangan di kelas dengan mengambil materi kebahasaan tertentu yang Saudara kuasai.

Jawaban ditulis di lembar kertas, setiap kelompok satu laporan. Hasil diskusi tersebut dimasukkan ke loker di ruang dosen. 






Terima kasih
(Selamat Memperluas kembali melalui membaca)

Selasa, 16 Juli 2013

MUHASABAH RAMADHAN

KEUTAMAAN SALAT TARAWIH

Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada malamnya bulan Ramadan (diistilahkan pula dengan qiyamul lail). Setiap datangnya bulan Ramadan, setiap waktu Isya’ umat Islam menghadiri masjid-masjid untuk turut memanfaatkan momen penting yang datang satu bulan saja dalam setahun ini, yakni salat tarawih dengan berbagai motivasi yang pasti berbeda-benar. Mudah-mudahan motivasi tersebut hanya ingin mendapatkan ridlo Allah semata, Amin. Karena dengan salat tarowih yang didasari dengan iman dan hanya ingin mendapatkan ridlo Allah semata, maka akan diampuni dosa-dosa yang terdahulu. Selain motivasi tersebut, Rasulullah pun memberikan motivasi yang amat berharga untuk kita pahami yaitu mengenai manfaat dan janji Allah bagi hamba-Nya yang menunaikan salat tarawih. Apa manfaat dan janji Allah yang karuniakan dalam Shalat Tarawih itu?

Senin, 15 Juli 2013

MUHASABAH KEHIDUPAN




TIGA KEADAAN YANG YANG MELINGKUPI
KEHIDUPAN MANUSIA
 Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
          
Umat islam selalu berada dalam tiga keadaan yang selalu bergantian, yaitu:
1.   Berada dalam keadaan penuh dengan kenmikmatan,
Sikap yang paling tepat dalam posisi seperti ini adalah bersukur kepada Allah. Dengan sukur Allah akan menambah atau melipatgandakan nikmat itu. Sukur yang baik harus memenuhi prinsip:
a.       Secara lisan memuji kepada Allah (Alhamdulillah) dan menyebut-nyebut nikmat yang dianugerahkan,
b.      Meyakini dengan seyakin-yakinnya dalam hati bahwa semua karunia itu adalah pemberian dari Allah     SWT.
c.       Menggunakan nikmat itu untuk jalan yang diridloi oleh Allah SWT,
d.      Semakin cinta kepada Allah,
e.      Semakin banyak menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya (semakin takwa)
2.       Berada dalam keadaan penuh dengan ujian dan cobaan,
Sikap yang paling benar menghadapi keadaan seperti ini adalah sabar. Sabar adalah menahan diri dari kemarahan, keputusasaan, dan kekecewaan terhadap ketentuan Allah yang tidak menyenangkan pada kita.  Sikap sabar harus ditopang dengan sikap menjaga hati, menjaga lisan, dan menjaga anggota badan.
3.       Berada dalam keadaan penuh dengan kesalahan dan perbuatan dosa.
Sikap yang paling tepat menghadapi keadaan seperti ini adalah Istighfar kepada Allah. Istighfar berarti memohon ampunan kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan. Yang terbaik adalah setiap melakukan suatu kesalahan, segera istighfar kepada Allah.