Selasa, 01 Januari 2013

ENAM AMALIAH PENYELAMAT DARI FITNAH DUNIA

Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
(Semoga hari ini menjadi awal yang baik dalam menapaki tahun 2013
Dan Allah mengaruniakan kenikmatan yang indah dan bermakna sepanjang tahun 2013,
Apa yang gagal di tahun lalu, semoga berhasil di tahun ini
Apa yang belum teraih, semoga sukses di tahun ini,
Apa yang buruk di tahun lalu, semoga dapat kita perbaiki di tahun ini.
Apa yang menyakitkan di tahun lalu, semoga menjadi kegembiraan di tahun ini
Semoga Pengabdian kita kepada Allah dan sesama semakin baik.
Amin, amin, amin ya Robbal’alamin.)
Plososetro, 1 Januari 2013.

            Hidup di dunia tidak lepas dari ujian Allah. Ujian itu dapat berupa kebaikan, kemewahan, kebahagiaan, dapat pula berupa keburukan, kemiskinan, kesedihan. Semua bentuk ujian itu dipakai oleh Allah sebagai sarana menilai kualitas keimanan manusia. Ada kalanya seseorang tangguh imannya saat diuji dengan keburukan, kemiskinan, dan kedukaan tetapi amat rapuh imannya tatkala Allah mendatangkan berbagai kenikmatan yang menyenangkan, membahagiakan, dan menggembirakan. Saat sedih seseorang mudah mengingat Allah bahkan menghiba-hiba memohon pertolongan Allah. Sebaliknya, ketika gembira dan bahagia seseorang mudah terlena bahkan silau terhadap kenikmatan itu sehingga lupa kepada Allah Taala, jangankan bersykur, mengingat saja enggan. Fitnah dunia itulah yang akan menentukan kita selamat atau celaka dalam kehidupan di alam kubur dan alam akhirat kelak.
          Agar kita selamat dari fitnah dunia, ada pelajaran yang sangat bermakna dari Khatim Al-Asham, seorang ulama besar. Suatu hari, Guru (Kyai) Khatim Al Asham, Syaqiq Al Balkhi bertanya kepada Khatim, “Sudah berapa lama Kamu rajin datang (ngaji) ke tempatku ini?” Jawab Khatim, “Sudah tiga puluh tahun, Kyai.” “Sudah cukup lama, lalu apa yang sudah Kamu peroleh dariku?” “Selama tiga puluh tahun itu Saya mempelajari enam hal.” Syaqiq terperanjat, “Selama itu Kamu hanya mempelajari enam hal, Khatim?” “Iya Kyai, jika enam hal itu Saya amalkan, saya akan terselamatkan dari fitnah dunia.” Syaqiq melaanjutkan, “Kalau begitu apa enam hal itu, aku juga akan mengamalkan enam hal tersebut agar saya juga selamat dari fitnah dunia,”.