Selasa, 08 Juli 2014

SUKUR NIKMAT


SUKUR NIKMAT
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.


Kehidupan yang kita jalani bukanlah semata berjalan dengan sendirinya. Semua berjalan sesuai dengan sunnatullah. Tidak satu pun tersisa tanpa kehendak Allah. Demikian pula dengan semua yang kita rasakan, semuanya adalah kehendak-Nya. Mata yang mampu melihat aneka warna dan cahaya adalah kehendak Allah. Lidah yang mampu merasakan beraneka rasa adalah kuasa Allah. Hidung yang mampu mencium beragam aroma adalah irodah Allah. Aktivitas yang kita jalani itu semuanya adalah Allah yang menggerakkannya. Tanpa daya dan kekuatan dari Allah tidak akan mungkin kita mampu beraktivitas.
Terhadap semua itu, kita memiliki kewajiban untuk menyukurinya. Sukur terhadap nikmat Allah tersebut merupakan indikator ketaatan dan cinta kita kepada-Nya. Ibnu Athoillah mengungkapkan bahwa barang siapa yang tidak mnyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barang siapa yang menyukuri nikmat Allah, maka sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada nikmat tersebut. Sukur terhadap nikmat tidaklah memberi untung kepada Allah tetapi untung untuk diri kita sendiri. Andaikan kita tidak bersukur, Allah tidak tambah rugi. Justru kita sendirilah yang akan menerima akibat yang menyakitkan baik di dunia maupun di akhirat. Karena sesungguhnya semua nikmat itu berasal dari Allah semata, sebagaimana firman-Nya
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS An-Nahl: 53)
Implikasi positif dari rasa sukur yang benar-benar kita jalani adalah bertambah dan berlimpahnya nikmat yang dikaruniakan kepada kita. Kekufuran kita terhadap nikmat Allah akan mendatangkan siksa yang amat pedih dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS Ibrahim: 7)

Cara Bersukur
            Ada tiga cara bersukur kepada Allah SWT, (1) sukur dengan hati, (2) sukur dengan lisan, dan (3) sukur dengan sikap dan perilaku (perbuatan).
Pertama, sukur dengan hati adalah pernyataan sukur yang terdapat di dalam hati dengan cara

Kamis, 22 Mei 2014

Resume Materi Retorika

RETORIKA SEBAGAI SEBUAH ILMU
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.



            Eksistensi sebuah ilmu ditandai dengan seperangkat tanda. Seperangkat tanda tersebut berfungsi sebagai pembeda antarbidang ilmu. Dalam filsafat ilmu dinyatakan bahwa suatu bidang disebut sebagai sebuah ilmu apabila mempunyai tiga hal, yaitu ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ontologi adalah objek kajian suatu ilmu, baik objek materia maupun objek forma. Epistimologi adalah metode atau prosedur kerja dalam ilmu tersebut. Aksiologi adalah manfaat dari ilmu tersebut.

A.    Ciri Penanda Retorika sebagai Sebuah Ilmu
Retorika disebut sebagai sebuah ilmu karena mempunyai penanda seperti diuraikan di atas.
a.       Ontologi (objek kajian) retorika adalah manusia dan kegiatan tutur,
b.      Epistimologi (prosedur/metode kerja) retorika adalah metode taksonomi, metode heuristic dan lain-lain,
c.       Aksiologi (manfaat) retorika adalah membimbing penutur agar dapat mempersiapkan, menata, dan menampilkan tuturan secara baik dan efektif.
Ketiga penanda retorika sebagai sebuah ilmu tersebut akan diuraikan di bawah ini.

Resume Materi Retorika


PERANTI RETORIKA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.



            Peranti retorika adalah hal-hal yang menjadi alat atau media yang memengaruhi keberhasilan penutur dalam proses bertutur. Peranti retorika terpilah menjadi dua peranti utama, yaitu peranti linguistik dan peranti nonlinguistik. Peranti linguistik adalah peranti yang berkaitan langsung dengan kebahasaan. Peranti nonlinguistik adalah peranti yang berkaitan dengan hal-hal di luar kebahasaan.

Sabtu, 19 April 2014

BAHAN DISKUSI

Bahan Diskusi
PENGERTIAN RETORIKA DAN PERKEMBANGANNYA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.


I.     Ragam Pengertian Retorika

            Munculnya pengertian retorika sejalan dengan sejarah perkembangan retorika. Hal ini disebabkan setiap pereode retorika melahirkan konsep retorika yang berbeda. Hal lain yang memengaruhinya adalah pandangan para tokohnya. Adapun pengertian retorka terpapar di bawah ini.

Bahan Diskusi Pembelajaran Kebahasaan

Materi dan Bahan Diskusi
PANDANGAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.

Pandangan tentang belajar bahasa berkaitan erat dengan teori belajar dan psikologi belajar. Dalam psikologi terdapat dua aliran yang secara prinsip sangat bertentangan, yaitu behaviorisme dan kognitivisme. Behaviorisme memandang bahwa seorang lahir dalam keadaan kosong, belum mempunyai apa pun dan tidak bias apa pun. Kognitivisme memandang bahwa seseorang lahir sudah dibekali bakat (pembawaan), dalam diri anak sudah bias apa-apa dan ada apa-apa. Dua aliran tersebut memengaruhi para ahli pembelajaran bahasa dalam memandang bagaimana seorang anak belajar bahasa.

Berkaitan dengan dua aliran di atas, pandangan tentang pembelajaran bahasa terpilah menjadi tiga pandangan, yaitu:
1.      Pandangan behaviorisme,
2.      Pandangan nativisme, dan
3.      Pandangan interaksionalisme.

1.    Pandangan Behaviorisme (tokoh skinner)

a.       Belajar bahasa merupaklan rangkaian antara stimulus dan respon
b.      Respon terhadap stimulus yang diberikan jika positif perilaku berbahasa itu akan berulang dan menjadi kebiasaan, jika respon negatif akan  terjadi penolakan terhadap stimulus.
c.       Pebelajar dapat menghasilkan bahasa karena lingkungan sebagai penentunya.
d.      Pembelajaran bahasa dapat terjadi melalui peniruan (imitation),
e.       Kebiasaan berbahasa dapat terjadi melalui penguatan (reinforcement),
f.       Cara belajar dapat melalui drill (peniruan ucapan berkali-kali) dan penyubstitusian (penggantian) bagian kalimat yang semakna.

2.    Pandangan Nativisme (tokoh Chomsky)

a.       Belajar bahasa sangat dipengaruhi oleh faktor bawaan (kemampuan berbahasa itu bersifat bawaan,
b.      Dalam diri setiap manusia normal terdapat peranti pemerolehan bahasa (language acquisition device (LAD),
c.       LAD memunyai empat cirri khas, yaitu (1) kemampuan memilah suara manusia dan suara lainnya, (2) kemampuan mengorganisasi masukan yang terus disempurnakan, (3) kemampuan mengatur masukan yang sudah diklasifikasikan menjadi aturan-aturan bahasa, (4) kemampuan mengevaluasi terus menerus dalam rangka pembuatan system yang lebih sederhana.
d.      Pebelajar memasukkan data linguistic utama (sebagai penyentil) untuk mengaktifkan LAD
e.       Pebelajar bahasa adalaj pemakai bahasa yang kreatif ( penutur bahasa dapat mengungkapkan berbagai hal dalam berbagai bentuk kalimat meskipun belum pernah mendengarkan kalimat tersebut.

3.    Pandangan Interaksionisme

a.       Pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara faktor bawaan dengan lingkungan bahasa,
b.      Disebut pula teori prosedural karena adanya interaksi antara faktor internal dan factor eksternal,
c.       Model pendekatan procedural:
Input                            internal                       output
            (primery                      (Cognitive                   (Child’s
            Linguistik data)          organizer)                   language behavior)       

            Gambaran bagan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Masukan data linguistic utama anak diolah oleh pengatur kognitif. Dari sinilah muncul perilaku bahasa sebagai keluarannya. Dengan demikian terlihat peran factor eksternal sebagai masukan dan faktor internal sebagai pengolahnya. 



Bahan Diskusi
a.      Jelaskan perbedaan-perbedaan pembelajaran bahasa pada masing-masing pandangan di atas!

b.      Berdasarkan inti pandangan-pandangan pembelajaran kebahasaan tersebut di atas, Buatlah langkah-langkah pembelajaran yang mencerminkan setiap pandangan di kelas dengan mengambil materi kebahasaan tertentu yang Saudara kuasai.

Jawaban ditulis di lembar kertas, setiap kelompok satu laporan. Hasil diskusi tersebut dimasukkan ke loker di ruang dosen. 






Terima kasih
(Selamat Memperluas kembali melalui membaca)