Kamis, 22 Mei 2014

Resume Materi Retorika


PERANTI RETORIKA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.



            Peranti retorika adalah hal-hal yang menjadi alat atau media yang memengaruhi keberhasilan penutur dalam proses bertutur. Peranti retorika terpilah menjadi dua peranti utama, yaitu peranti linguistik dan peranti nonlinguistik. Peranti linguistik adalah peranti yang berkaitan langsung dengan kebahasaan. Peranti nonlinguistik adalah peranti yang berkaitan dengan hal-hal di luar kebahasaan.


A.      Peranti Linguistik

Peranti linguistik berhubungan secara langsung dengan faktor-faktor kebahasaan. Hal ini berkaitan sangat erat dengan media utama retorika, yaitu bahasa. Oleh karena itu, penguasaan bahasa secara baik dan benar akan sangat memengaruhi seorang penutur dalam menyampaikan tuturannya secara ideal.
Penguasaan kebahasaan yang dimaksudkan dalam retorika mencakup semua tataran kebahasaan, yakni fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Pendayagunaan semua unsur kebahasaan tersebut berupa pemanfaatan, pemilihan, penyusunan, dan pengolahan unsur-unsur kebahasaan dalam penyampaian tuturan.
Unsur-unsur kebahasaan yang menonjol yang termanfaatkan dalam retorika antara lain pemilihan kata (diksi), penyusunan dan penyiasatan strukttur. Pemilihan kata (diksi) adalah ketepatan penutur mewadahi pesan dengan kata-kata yang menimbulkan daya tarik tertentu, mengajuk perasaan pembaca/pendengar, dan memudahkan penanggap tutur untuk memahami isi tuturan. Termasuk dalam diksi ini adalah bentuk pemajasan. Penguasaan majas dengan sempurna sangat berpengaruh terhadap penyampaian tutur.
Penyusunan dan penyiasatan struktur bahasa berhubungan dengan penyusunan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mewadahi pesan secara efektif, menarik, dan komunikatif. Penyiasatan struktur dapat berupa bentuk pengulangan bunyi-bunyi, kata, atau kalimat (repetisi atau paralelisme), penentangan makna (antitesis), pengurutan memuncak (klimaks) atau pengurutan menurun (antiklimaks), dan lain-lain.

B.       Peranti Nonlinguistik

Peranti nonlinguistik berhubungan dengan hal-hal di luar kebahasaan. Peranti itu meliputi:
1.      Pokok persoalan (tema) yang diangkat sebagai bahan tuturan,
2.      Pengetahuan dan wawasan penutur,
3.      Sistematika tuturan,
4.      Sikap dan gaya penutur,
5.      Kemampuan penalaran (kesanggupan mengungkapkan gagasan),
6.      Kesanggupan beradaptasi pada sistem budaya dan kemasyarakatan, dan
7.      Pemahaman secara cermat terhadap konteks (5W+1H, apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana)
Implementasi dari peranti nonlinguistik tersebut dapat diwujudkan dalam petunjuk praktis sebelum berbicara di depan publik. Sebelum bertemu dengan publik (penanggap tutur) hal yang perlu dilakukan adalah:
a.       Persiapan mental,
b.      Persiapan materi,
c.       Penguasaan mimbar,
1)      Selalu mengarahkan pandangan ke seluruh penanggap tutur,
2)      Berkonsentrasi penuh terhadap tema,
3)      Melibatkan penanggap tutur dalam tema,
4)      Menempatkan posisi secara tepat,
5)      Mengatur intonasi dan volume suara secara baik.
6)      Tidak terlalu banyak memberi selingan di luar tema.
d.      Latihan yang terartur

Berkaitan dengan mempersiapkan penampilan tutur yang baik, peranti nonlinguistik yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah persiapan yang meliputi:
a.       Menentukan maksud tuturan,
b.      Menganalisis pendengar dan suasana
c.       Mengumpulkan bahan,
d.      Membuat kerangka tuturan.
Beberapa petunjuk penting untuk penutur yang berkaitan dengan peranti nonlinguistik antara lain:
a.       Mulailah setenang munkin,
b.      Pikirkan sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa takut dan cemas,
c.       Jangan terikat pada teks,
d.      Jangan memulai dengan permohonan maaf,
e.       Mulailah dengan nada positif,
f.       Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar,
g.      Bernafaslah sedalam-dalamnya sebelum memulai berbicara,
h.      Mulailah berbicara jika pendengar saudah tenang,
i.        Tampillah dengan semangat,
j.        Jangan mengarahkan pandangan pada satu titik,
k.      Tidak terlalu banyak gerak-gerik,
l.        Jangan berpenampilan yang sombong,
m.    Jangan menampakkan kejenuhan/kelesuan,
n.      Jangan salah dalam mengantarkan tema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar