Bahan Diskusi
PENGERTIAN RETORIKA DAN PERKEMBANGANNYA
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
I.
Ragam Pengertian Retorika
Munculnya pengertian retorika
sejalan dengan sejarah perkembangan retorika. Hal ini disebabkan setiap pereode
retorika melahirkan konsep retorika yang berbeda. Hal lain yang memengaruhinya
adalah pandangan para tokohnya. Adapun pengertian retorka terpapar di bawah
ini.
1.
Pada masyarakat
Yunani, retorika dikaitkan dengan pemerintah kerajaan yang tiran, retorika
diartikan kecakapan berpidato di depan publik untuk para wakil rakyat.
2.
Pada era
perkembangan kaum filosofis (kaum sofis),masa ini berkembang banyaknya
perdebatan untuk memenangkan suatu kasus tanpa melihat benar atau salah.
retorika berarti kecakapan berpidato untuk memenangkan suatu kasus tanpa
memandang manfaat dan kebenaran.
3.
Menurut Plato,
Retorika yang tidak memandang kemanfaatan dan kebenaran itu bukanlah retorika.
Menurutnya, retorika itu seni bertutur untuk memaparkan kebenaran.
4.
Menurut
Aristoteles (Peletak dasar retorika ilmiah, dan disebut bapak retorika),
retorika adalah ilmu dan seni yang mengajarkan pada orang untuk terampil
menyusun dan menampilkan tuturan secara efektif untuk mempersuasi pihak
lain. Tuturan yang efektif menurutnya adalah memaparkan kebenaran,
disiapkan dan ditata secara sistematis dan ilmiah, mengolah dan menguasai topik
tutur, serta memunyai alas an pendukung atau argumen.
5.
Retorika baru
masih mengikuti pandangan Aristoteles hanya saja tidak sepakat dengan tujuan
retorika yang disampaikan oleh Aristoteles. Menurut retorika baru, tujuan
retorika adalah membina kerja sama, saling pengertian, dan kedamaian dalam
masyarakat lewat tutur.
Selain
pengertian-pengertian berdasarkan
sejarah perkembangan retorika, pengertian retorika menurut para tokoh
terpapar sebagai berikut.
1.
Retorika
adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan
dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (Wikipidia)
2. D.
Beckett
Menurt
Beckett Retorik itu adalah seni yang mengafeksi pihak lain dengan tutur, yaitu
dengan cara memanipulasi unsur-unsur tutur itu dan respon pendengar. Tindakan
manipulasi ini dilakukan dengan perhitungan yang matang sebelumnya
3. Donald
C. Bryant
Prof.
Bryant memandang Retorik itu sebagai suatu tutur yang mempersuasi dan memberikan
informasi yang rasional kepada pihak lain.
4. Bishop
Whatley
Whatley
memandang Retorika itu sebagai masalah bahasa. Karena itu bahasa kita pahami
kalau dia membatasi Retorik itu “ Retorik adala seni yang mengajarkan orang
kaidah dasar pemakaian bahasa yang efektif.
5. Martin
Steinmann, Jr
Steinmann,
Jr melihat Retorik itu sebagai bahasa. Menurut Retorikus ini, Retorik berbicara
tenteng pemilihan yang efektif terhadap bentuk cara-cara mengungkapkan yang
sinonim.
Akhirnya
perlu diketehui suatu rumusan yang agaknya abstrak sifatnya yaitu rumusan yang
menganggap Retorik ini sebagai suatu ide untuk mempersuasi.
6.
Gorys Keraf
menyatakan bahwa retorika sangat terkait
dengan teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada pengetahuan
yang tersusun baik. Jadi, ada dua aspek yang perlu diketahui sesorang dalam
retorika yaitu pertama, pengetahuan
mengenau bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik, dan kedua, pengetahuan
tentang objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa itu. Oleh karena itu
retorika harus dipelajari dalam rangka ingin menggunakan bahasa yang
sebaik-baiknya dengan tujuan tertentu. (keraf, 1994: 1)
7.
Nurgiyantoro
(1993:295) menyatakan bahwa retorika adalah cara penggunaan bahasa untuk
memperoleh efek estetik. Hal itu dapat diperolah dengan kreativitas
pengungkapan bahasa yaitu bagaimana pengarang menyiasati bahasa sebagai sarana untuk mengungkapkan
gagasannya.
II.
Penyimpangan dan Keliru
Gagas Tentang Retorika
Oka (1990:33-38) menjelaskan bahwa
selain pengertian-pengertian retorika berdasarkan sajarah perkembangannya, ada
konsep retorika yang menyimpang dari hakikat retorika yang sebenarnya. Penyimpangan-penyimpangan
itu antara lain dijelaskan di bawah ini.
1.
Penyamaan Retorika Dengan Studi Sastra
Penyamaan
retorika dengan studi sastra ini terjadi pada zaman Renaisance. Pada zaman ini
adanya anggapan bahwa sastralah yang menggunakan bahasa yang baik dan indah.
Kemudian mengganggap bahwa ilmu yang dapat membantu mempelajarinya adalah ilmu
retorika.
2.
Penyamaan Retorika dengan Gaya Bahasa dan
Pendiksian
Penyimpangan
ini terjadi karena adanya anggapan bahwa retorika itu penggunaan bahasa untuk menyampaikan
tuturan serta petunjuk pemilihan materi bahasa untuk bertutur. Padahal hal yang
berkaitan dengan pemilihan bahasa, gaya bahasa, dan pendiksian hanyalah bagian
terkecil dari retorika. Atau dengan kata lain, itu merupakan aspek teknis saja
dalam retorika.
3.
Penyamaan Retorika dengan pedoman
Karang-mengarang
Penyimpangan
ini terjadi karena adanya anggapan bahwa menulis atau mengarang itu memerlukan
pedoman. Pedoman karang-mengarang itu yang disebut retorika. Padahal retorika
lebih luas dari itu. Lebih tepat dikatakan bahwa pedoman mengarang merupakan
aplikasi retorika untuk tutur tulis.
4.
Penyamaan Retorika dengan Kecakapan
Bersilat Lidah
Bermula
dari anggapan bahwa retorika adalah ilmu yang mengajarkan kecakapan
mempermainkan bahasa untuk mempengaruhi petutur, maka retorika disamakan
sebagai ilmu untuk bersilat lidah.
III.
Pengertian dasar Retorika
Dengan
memperhatikan pengertian retorika berdasarkan sejarah dan adanya keliru gagas
tentang retorika di atas, konsep dasar retorika dapat dirumuskan sesuai dengan
hakikatnya. Perumusan pengertian
retorika harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Retorika adalah salah satu cabang ilmu,
Retorika
dipandang sebagai ilmu karena telah memiliki syarat-syarat keilmuan
(selanjutnya akan dibahas tersendiri)
2.
Retorika memiliki tujuan yang luhur
Tujuan
luhur retorika adalah membina saling pengertian, kerja sama, dan kedamaian
dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan luhur tersebut akan tercapai apabila diawali
dengan beberapa kegiatan pendahuluan yaitu (1) meyakinkan mitra tutur dengan
ragam bahasa terteentu, (2) menggunakan seperangkat ulasan, dan (3) menggunakan
gaya penampilan tutur. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, retorika
memberikan pedoman yang harus diperhatikan, yaitu:
a.
Moral penutur
dan mitra tutur,
b.
Analisis yang
objektif dan sistematis terhadap topik tutur,
c.
Pewadahan hasil
analisis dengan bahasa yang baik
d.
Penyesuaian
dengan kondisi dan situasi tutur,
e.
Penataan secara
sistematis dan logis
f.
Penampilan
keseluruhan materi tutur dengan tewknik dan gaya yang memadai.
3.
Retorika berfungsi memberi bimbingan
dalam mempersiapkan, menata, dan menampilkan tutur
Sebenarnya
kegiatan bertutur adalah kegiatan yang rumit yang memrlukan usaha yang
sungguh-sungguh agar mitra tutur dapat menerima gagasan yang disampaikan oleh
penutur. Proses yang ditempuh untuk sampai pada tuturan yang baik adalah (1)
persiapan, (2) penataan, dan (3) penampilan.
Berdasarkan rangkaian uraian di
atas, terumus pengertian dasar retorika,
retorika adalah ilmu
yang mengajarkan cara bertutur yang efektif untuk terwujudnya saling
pengertian, kerja sama, dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mencapai keefektifan itu, retorika mengajarkan proses bertutur mulai
persiapan tutur, penataan tutur, dan penampilan tutur.Bahan Diskusi (Mohon kelas dibagi menjadi 8 kelompok)
1. Berdasarkan pengertian-pengertian retorika di atas, jelakan perbedaan masing-masing pengertian tersebut dengan melihat fokus masing-masing sehingga jelas apa yang membedakan pengertian tersebut!
2. Siapa Bapak retorika dan berikanlah penjelasan mengapa disebut Bapak Retorika?
3. Apa keistimewaan Retorika Aristoteles?
Hasil Diskusi dikumpulkan sekarang dan dimasukkan ke loker di ruang dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar