PENGANTAR BEBERAPA
FENOMENA RETORIKA
(Resume Materi)
Dosen: Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
I.
Pendahuluan
Salah
satu jenis kegiatan yang banyak dilakukan orang dalam kehidupan bermasyarakat
adalah bertutur. Dan bermacam-macam
pula nama yang diberikannya kepada wujud kegiatan tersebut. Orang tua yang
memberi tahu anak-anaknya tentang sesuatu yang sebaiknya diteladani dikatakan bernasihat. Guru menjelaskan
materi pelajaran kepada murid-muridnya disebut mengajar. Pejabat pemerintah atau pimpinan organisasi
menguraikan kebijaksanaan pemerintahan atau organisasi dinamakan berpidato. Seorang pemuka partai yang memberikan kelebihan
partainya kepada halayak ramai dalam rengka pemilihan umum disebut berkampanye. Orang-orang yang bertukar
pendapat untuk memecahkan masalah dalam suatu forum dikatakan berdiskusi. Sastrawan yang mengungkapkan
imajinasinya dalam bentuk karya sastra disebut pengarang. Tidak akan habis istilah yang bisa dipakai untuk menamakan
kegiatan perwujudan
bertutur yang berlangsung ditengah-tengah masyarakat. Namun terlepas dari pada
persoalan nama itu, sepanjang kegiatan tersebut memakai bahasa sebagai sarana
dasarnya, maka sebenarnya itu
termasuk kedalam jenis kegiatan bertutur.
Kegiatan
bertutur mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting sekali dalam kehidupan
manusia bermasyarakat dan berbudaya. Pertama, kegiatan
itu secara khas menandai kehadiran corak hidup manusia serta membedakannya
dengan corak hidup mahluk-mahluk lainnya. Hanya manusia yang melakukan kegiatan
bertutur.mahluk-mahluk lainnya seperti tumbuhan dan hewan belum terbukti
bertutur dalam kehidupannya.
Kedua, pentingnya
arti kegiatan bertutur itu tampak sekali dari peranan yang dimainkan (fungsi)
kegiatan tersebut dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan berbudaya. Dengan
bertutur mereka berhubungan satu sama lainnya, mengungkapkan dirinya,
pengetahuannya, pengalamannya dan lingkungan sekitarnnya.
Ketiga, fungsi
tutur dan kegiatan bertutur itu bisa dilihat pula dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam bidang ini tampak sekali bahwa ketekunan ahli-ahlinya
bertutur, menulis tutur ilmu pengetahuannya dan meneruskannya kepada
orang-orang yang berminat membuat dunia ilmu pengetahuan mencapai tingkatan
seperti yang kita hayati sekarang ini. Kota-kota besar barang kali tidak akan
bermandikan cahaya listrik, seandainya Thomas A lva Edison tidak menuturkan
keahliannya tenteng listrik. Demikian pula halnya tentang Ilmu Retorika yang terpaparkan ini sebagian besar
adalah karena ketekunan Aristoteles menulis tuturnya tentang Retorika.
Secara
umum kegiatan bertutur itulah yang menghadirkan peradaban dan kebudayaan sampai
saat ini. Kegiatan
bertutur manusialah yang menampilkan peradaban dan kebudayaan. Tanpa kemampuan
bertutur, manusia tidak akan memiliki peradaban dan kebudayaan itu.
Mengingat
pentingnya kedudukan dan fungsi kegiatan bertutur tersebut , maka tidak heran kita kalau kegiatan bertutur
sebagai
objek penelitian dari berbagai macam ilmu pengetahuan. Salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang secara khusus memusatkan perhatian kepada penutur dan kegiatan
bertutur ini adalah Retorika.
A. Kegiatan
Bertutur dan Retorika
secara
umum disebut kegiatan bertutur adalah kegiatan manusia membahasakan sesuatu. Sesuatu itu selanjutnya
disebut topik tutur. Pada umumnya topik tutur itu secara garis besar dipilah
menjadi tiga, yaitu topic tutur tentang: (1) diri sendiri (buah
pikirannya,cetusan perasaannya, kemauannya, dsb) ; (2) pengetahuan atau
pengalamannya, baik pengalamannya sendiri maupun orang lain; (3) lingkungan
sekitar dan alam.
Ada
dua jenis bentuk bahasa yang biasa dipakai orang untuk membahasakan topik
tutur, yaitu bahasa lisan dan bahasa
tullis. Dengan bahasa yang pertama akan terwujud tutur lisan, sedangkan
dengan bahasa kedua akan berwujud tutur tertulis. Apapun jenis bentuk bahasa
yang dipakai, setiap topik tutur yang sudah dibahasakan disebut tutur. Orang yang menuturkannya
dinamakan penutur, sedangkan mereka
yang menghayati tutur itu disebut
penanggap tutur, termasuk
istilah lain pendengar dan pembaca. Peristiwa komunikasi yang
berlangsung antara penutur dengan penanggap tutur disebut periatiwa tutur. Didalam peristiwa ini berlangsung tiga perangkat
proses, yaitu (1) proses yang terjadi pada diri penutur, (2) proses perjalanan
tutur dari penutur kepada penanggap tutur, (3) proses penghayatan tutur oleh
penaggap tutur, pada peristiwa tutur lisan ketiga proses tersebut di atas berlangsung pada tempat dan
waktu yang relatif bersamaan.peristiwa tutur lisan hanya mungkin terjadi kalau
penutur dan penaggap tutur ada pada tempat dan waktu yang sama. Tidak demikian
gejalanya pada peristiwa tutur tertulis, dalam peristiwa tutur terakhir ini,
biasanya penutur berjauhan jarak dan masanya pada penaggap tutur. Demikian gejala permukaan
yang tampak tetapi sebenarnya dalam peristiwa tutur (termasuk juga peristiwa
tutur tertulis) antara penutur dengan
penanggap tutur tidaklah terpisah sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar