KEUTAMAAN SALAT TARAWIH
Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
Shalat
Tarawih merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada malamnya bulan Ramadan (diistilahkan pula dengan qiyamul lail). Setiap datangnya bulan Ramadan, setiap waktu Isya’ umat Islam menghadiri masjid-masjid
untuk turut memanfaatkan momen penting yang datang satu bulan saja dalam
setahun ini, yakni salat tarawih dengan berbagai motivasi yang pasti
berbeda-benar. Mudah-mudahan motivasi tersebut hanya ingin mendapatkan
ridlo Allah semata, Amin. Karena dengan salat tarowih yang didasari dengan iman
dan hanya ingin mendapatkan ridlo Allah semata, maka akan diampuni dosa-dosa
yang terdahulu. Selain motivasi tersebut, Rasulullah pun memberikan motivasi
yang amat berharga untuk kita pahami yaitu mengenai manfaat dan janji Allah
bagi hamba-Nya yang menunaikan salat tarawih.
Apa manfaat dan janji Allah yang karuniakan dalam Shalat Tarawih itu?
Sebuah hadits diriwayatkan Sayyidina Ali bin Abi
Thalib Karomallahu wajhah, bahwa suatu hari Rasullullah SAW ditanya oleh sahabatnya,
tentang keistimewaan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Maka Rasullullah SAW
bersabda:
Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama,
seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya. Dan
pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua
orang tuanya, jika
keduanya mukmin.Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran). Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
keduanya mukmin.Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran). Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
Pada malam keempat belas, para
malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan
shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
Pada malam kelima belas, ia didoakan
oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi. Pada malam
keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat
dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga. Pada malam
ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi. Pada malam
kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah,
sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.” Pada malam
kesembilan belas, Allah mengangkat
derajat-derajatnya dalam surga Firdaus. Pada malam
kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada
(orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh). Pada malam
kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari
cahaya. Pada malam kedua puluh dua, ia datang
pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan. Pada malam
kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di
dalam surga. Pada malam kedua puluh empat, ia
memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan. Pada malam
kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab
kubur. Pada malam keduapuluh enam, Allah
mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun. Pada malam
keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat,
bagaikan kilat yang menyambar. Pada malam keduapuluh delapan,
Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga. Pada malam
kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang
diterima. Dan pada malam ketiga puluh, Allah
berfirman:”Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari iar Salsabil
dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku”
Demikianlah keutamaan shalat tarawih yang disabdakan oleh Rasulullah
SAW yang amat istimewa. Alangkah
ruginya apabila pada kesempatan yang penuh dengan keistimewaan ini tidak kita
manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebuah kesempatan yang bisa mungkin tidak
akan berulang jika dalam perjalanan setahun ke depan pada bulan Ramadhan yang
akan dtang kita tidak dapat berjumpa dengannya karena Allah telah menjemput
kita kembali kepadanya, berarti Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir.
Ustad Uje yang tahun lalu masih kita dengar ceramah-ceramahnya secara LIVE di
media massa (TV), ramadan saat ini sudah tidak bersama kita lagi karena Allah
telah menjemputnya pulang kehadirat-Nya. Untuk itu, kesempatan yang amat indah
ini marilah kita manfaatkan dengan sepenuh hati untuk beribadah secara
maksimal dan hanya karena Allah Azza
Wajalla semata. Semoga Allah meridloi kita semu, Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarokatuh
Plososetro, 16 Juli 2013/ 7
Ramadan 1434 H
Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.
Salam sayang untuk istriku
(Khusnul Mar’ah) dan Putriku tersayang (Pradipta Amanda Amirotus Shobriyyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar