Minggu, 29 Agustus 2010

BERSUKUR SEBAGAI INDIKATOR KESEMPURNAAN IMAN

BERSUKUR
Oleh Muhamad Subhan, S.Pd., M.Pd.

Sebagai hamba Allah dari waktu ke waktu diwjibkan untuk selalu menyempurnakan iman. Kesempurnaan iman terbentuk dari berbagai indicator. Beberapa indicator orang yang memiliki kesempurnaan iman telah termaktub dalam sabda Rasulullah SAW “Ada empat hal yang apabila hal tersebut ada dalam diri seseorang maka sempurnalah imannya, yaitu jujur, sukur, malu, dan budi pekerti yang luhur.”
Salah satu di antara empat indikator tersebut adalah sukur. Sukur adalah
berterima kasih kepada Allah atas segal hal yang telah dianugerahkan kepada kita. Anugerah yang sering kita sebut nikmat Allah itu tidak hanya yang bersifat fisik atau materi tetapi juga yang bersifat nonfisik atau batin (rohani). Anugerah tersebut kemudian kita pakai atau kita manfaatkan untuk hal-hal yang menjadi perintah Allah bukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Itulah yang dimaksud dengan sukur. Sebaliknya, jika karunia Allah yang berupa apa saja kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan kita di luar perintah Allah, itu yang dinamakan dengan kufur nikmat.
Bersukur merupakan perintah Allah. Hal tersebut telah difirmankan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 152:

. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Mengapa kita diperintah oleh Allah bersukur kepada-Nya. Semua itu semata-mata untuk manusia sendiri bukan untuk kepentingan Allah. Kita diperintah untuk bersukur karena dengan sukur itu Allah akan memberikan satu hal yang sangat diharapkan oleh manusia, yaitu ditambah atau dilipatgandakan nikmat-Nya atau dihindarkan dari adzab-Nya. Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 dan An-Nisa’ ayat 147 yang berbunyi:

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui.
Bagaimana kita harus bersukur. Ada tiga prinsip yang harus terealisasi dalam diri kita agar sempurna manjadi orang yang bersukur. Pertama, meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa segala sesuatu (nikmat) yang kita rasakan adalah pemberian Allah Sang maha pemberi nikmat (zat pemberi nikmat). Kedua, merasa dan bersikap senang dan bahagia atas kenikmatan yang diberikan, dalam bentuk apa pun nikmat itu. Ketiga, memnfaatkan kenikmatan itu dengan melakukan perbuatan atau amaliah yang disukai oleh sang pemberi nikmat (Allah SWT).
Berdasarkan uraian di atas, nyatalah bahwa orang yang bersukur dengan benar akan berimplikasi pada manusia (diri sendiri) bukan untuk Allah, yaitu dengan berlimpahruahnya nikmat yang dikaruniakan oleh Allah. Namun sebaliknya, Allah akan mendatangkan azab yang amat pedih dalam bentuk apa pun azab itu karena kekufuran kita atas nikmat yang dikaruniakan kepada kita. Demikian sekelumit renungan untuk mukhasabah (introspeksi) diri. Semoga atas hidayah dan taufik-Nya kita dapat menjadi hamba Allah yang ahli bersukur. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar