Jumat, 20 Agustus 2010

MENDIDIK ANAK SECARA ISLAMI MENURUT AL-QUR'AN

Oleh Muhamad Subhan, S.Pd, M.Pd.

Orang tua memunyai kewajiban memberikan pendidikan yang terbaik untuk putra-putrinya. Anak yang dilahirkan dari rahim ibu dalam keadaan fitrah (suci). Dia tidak mewarisi dosa-dosa orang tuanya. Anak lahir sebagai dirinya sendiri yang oleh Allah dikaruniai kesucian. Apa pun dosa dan kesalahan orang tuanya tidak melekat pada anak yang dilahirkannya. Dia adalah amanah yang harus tetap dijaga kesuciannya. Dalam pandangan Islam, menurut sabda rosulullah SAW bahwa setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci. Orang tualah yang menjadikan anak tersebut yahudi, nasrani, atau majusi.Dengan demikian peran orang tua
mutlak diperlukan untuk pendidikan anak.
Setiap orang tua pasti mengharapkan anak-anaknya bahagia dan berbudi pekerti luhur atau berakhlakul karimah. Akan tetapi masih banyak orang tua yang salah dalam memberikan pendidikan pada anak. Sehingga banyak orang tua yang merasa-sia-sia dalam kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Kesia-siaan itu disebabkan oleh bekal yang salah yang diberikan kepada anak. Masih sangat banyak orang tua memberikan pendidikan pada anak berorientasi pada sebuah kedudukan dan jabatan yang kelak didapatkan oleh anak bukan sebuah bekal keilmuan yang menjadikan anak kokoh iman dan takwanya. Banyak pula orang tua yang memberikan bekal pada anak untuk cenderung pada hal-hal yang bersifat dunia atau materialistis sehingga anak tidak dekat dengan urusan-urusan akhirat. Banyak pula orang tua yang melupakan akan pentingnya pendidikan akhlak yang mulia pada anak sehingga banyak anak sekarang yang tidak memunyai tatakrama, kasih sayang, dan rasa menghargai dan menghormati orang tua bahkan orang lain.
Akibat salah dalam memberikan bekal pendidikan pada anak, orang tua merugi di dunia dan akhirat. Di dunia, orang tua banyak disakiti hatinya, dipermalukan, ditelantarkan oleh anak. Di alam barzah, orang tua disiksa oleh malaikat karena mendapat kiriman dosa-dosa yang dilakukan oleh anak dalam kehidupannya. Di akhirat, orang tua di lemparkan ke neraka Allah SWT karena dituntut oleh anak-anaknya agar orang tuanya juga dimasukkan ke neraka karena membekali pandidikan yang tidak tepat. Sungguh fatal akibat dari kesalahan orang tua dalam membekali pendidikan pada anak.
Orang tua—ayah atau ibu—bertanggung jawab atas keselamatan anak di dunia dan akhirat. Hal tersebut merupakan perintah Allah yang tersebut dalam Al-Quran surat At-Rahrim ayat 6:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Sebuah keberuntungan apabila orang tua memberikan pendidikan yang benar kepada anak-anaknya. Keberuntungan itu tidak hanya dirasakan di dunia tetapi di alam kubur dan di akhirat kelak akan mengalir pahala-pahala yang diperoleh dari sang anak. Hal tersebut juga telah disabdakan oleh Rosulullah bahwa bila anak Adam sudah meninggal, putus semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu sodakoh jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak-anak yang saleh yang dapat mendoakan orang tuanya.
Sangat jelas hadis tersebut. Orang tua yang memiliki anak-anak yang saleh akan memetik buahnya di akhirat kelak. Anak-anak saleh adalah investasi terbaik di dunia maupun di akhirat. 
Bekal Pendidikan yang Diberikan kepada Anak

1. Memberikan pendidikan ketauhidan
Pondasi dari segala perilaku anak adalah pendidikan ketauhidan. Pendidikan ini yang akan menjadikan diri anak beriman dan bertakwa. Orientasi kehidupan anak selalu bermuara kepada apa yang diyakininya. Jika yang diyakini sejak kecil adalah Allah dengan penyaksian yang mendalam bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Adalah Rosulullah, anak akan memunyai sandaran yang kuat pada setiap langkahnya. Hal inilah yang diajarkan dalam Al-Quran lewat teladan yang diberikan oleh Lukmanul Hakim ketika mendidik anaknya yang tertuang dalam surat Luqman ayat 13 yang berbunyi:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".


2. Mengajarkan rasa hormat, patuh, dan berbakti kepada kedua orang tua
Mengajarkan rasa hormat, patuh, berbakti, dan kasih sayang anak kepada orang tua adalah pendidikan yang sangat penting. Seorang anak harus memahami dengan benar bahwa adanya dirinya karena orang tua, tumbuh berkembangnya jasmani dan rohani juga karena peran orang tua, maka seorang anak jika memahami hal itu akan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Pengertian yang mendalam terhadap jerih payah orang tua ketika melahirkan, merawat, membesarkan, dan mendidiknya harus benar-benar tertanam pada diri anak. Hal ini sangat penting untuk pondasi pendidikan-pendidikan yang lain. Sampai-sampai Allah menyatakan bahwa “Bersukurlah kepada-Ku (Allah) dan kepada kedua orang tuamu (bapak dan Ibu)”. Secara lengkap tertuang dalam firman Allah dalam surat Luqman ayat 14 yang berbunyi:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

3. Memberikan pendidikan akhlak yang terpuji
Akhlak yang terpuji adalah indikator sempurnanya iman seseorang. Anak yang dibekali dengan pendidikan akhlak yang luhur akan mampu hidup sesuai dengan tataan agama dan masyarakat. Dengan bekal akhlak yang terpuji akan tumbuh pada diri anak sikap menyayangi orang lain, menghormati dan menghargai orang lain, mampu berempati dan bersimpati terhadap orang lain, juga akan memiliki sikap bijaksana dalam mengambil tindakan dan keputusan. Hal-hal yang demikian itulah yang kelak akan menjadi investasi bagi orang tuanya. Anak yang memunyai akhlak yang terpuji berarti anak tersebut tergolong memiliki kesempurnaan iman. Seperti sabda Rosulullah SAW “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya.” HR. Ahmad.
4. Mendidik anak agar menegakkan salat
Shalat adalah salah satu rukun islam. Memeberikan pendidikan kepada anak tentang shalat sama artinya dengan membekali anak untuk menjadi muslim sejati Karen shalat merupakan pilar terpenting dalam agama Islam. Bahkan Rosulullah SAW bersabda “Shalat adalah tiang agama dan sebagai kunci segala kebaikan.” (H.R. Imam Thabrani). Kalau pendidikan shalat benar-benar mendalam pada diri anak dan anak mengamalkannya dengan baik dan benar maka perilaku anak akan terjaga karena salat dapat mencegah perbuatan yang mungkar. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunnyi:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

5. Mendidik anak agar memperjuangkan amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam kehidupan sehari-hari anak harus dilatih secara terus-menerus untuk mencintai kebenaran dan selalu melakukan kebenaran. Setelah itu, orang tua harus mampu menanamkan pada anak agar anak memiliki keinginan yang kuat untuk memperjuangkan kebenaran, memperjuangkan ajaran agama Islam di mana saja anak berada. Apalagi amar ma’ruf nahi mungkar adalah perintah agama, perintah Allah dan Rosul-Nya. Rasulallah bersabda “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau dia tidak mampu, dengan lisannya, jika tidak mampu dengan hatinya, yang demikian itu paling lemah imannya.” HR. Muslim. Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 110 Allah berfirman

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Dengan demikian bekal pendidikan kepada anak agar melakukan amar ma’ruf nahi mungkar bukan sekedar imbauan namun bernilai ibadah karfena melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.


6. Mendidik anak agar memunyai kesabaran dalam menghadapi cobaan dari Allah
Anak perlu dibekali dengan pendidikan tentang kesabaran agar dapat menerima berbagai hal yang tidak sesuai dengan harapannya. Kehidupan ini tidak hanya hal yang menyenangkan tetapi banyak hal yang menyusahkan. Kehidupan ini tidak seterusnya menemui kemenangan tapi acapkali tertimpa kekalahan. Kehidupan ini tidak seterusnya menemui kesuksesan tetapi kadang pula akan berjumpa dengan kegagalan dan seterusnya. Oleh karena itu pada diri anak harus tertanam sikap kesabaran dalam menghadapi kehidupan ini agar anak-anak tidak mudah putus asa, kecewa, dan pesimis dalam menghadapi berbagai bentuk ketidaksenangan. Dengan adanya kesabaran yang tertanam kuat pada anak, anak akan selalu optimis dalam menjalani hidup ini. Pada diri anak harus tertanam pula bahwa kesabaran itu perintah Allah dan Allah sendiri yang akan memberi hadiahnya. Hadiah dari kesabaran lebih tinggi dari apa yang dilakukan hambanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 96 yang berbunyi:

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

7. Mendidik anak agar meyakini akan adanya balasan terhadap amal baik dan amal buruk
Dalam diri anak harus tertanam kayakinan yang kuat bahwa setiap amal baik dan amal buruk pasti ada balasannya walau sekecil apa pun. Keyakinan ini harus mendarah daging pada diri anak sehingga anak tidak merasa sia-sia terhadap segala kebaikan yang dilaksanakan. Selain itu agar anak agar tidak meringankan suatu hal buruk yang dilakukan karena hal buruk itu juga akan menimpa dirinya sebagai balasan dari keburukan yang dilakukan bahkan akan lebih buruk dari apa yang dilakukan. Begitu juga kebaikan, anak akan mendapat balasan kebaikan bahkan lebih baik dari kebaikan yang pernah dia lakukan. Pahamkan anak dengan firman Allah dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:

7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

Sebagai akhir dari pembahasan ini penulis simpulkan bahwa pendidikan yang diberikan kepada anak jangan hanya yang berorientasi keduniaan tetapi harus berorientasi pula dengan keakhiratan (keimanan, ketakwaan, ketauhidan, kemuliaan akhlak, dan lain-lain).
Semoga tuliusan yang serba singkat ini dapat menjadi stimulus untuk memberikan pendidikan terbaik pada anak sehingga anak-anak kita menjadi investasi yang bermakna dalam kehidupan di dunia dan akhirat klelak. Amin.


Plososetro, Pucuk, Lamongan, Jumat Pon, 20 AGUSTUS 2010
MUHAMAD SUBHAN, S.Pd
Salam Sayang buat Istriku: Khusnul Mar’ah dan anakku Pradipta Amanda AS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar